Senin, 20 Oktober 2014

LIMA PRINSIP DASAR AKUNTANSI



LIMA PRINSIP DASAR AKUNNTANSI

  1. PRINSIP BIAYA HISTORIS
Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva,utang, modal, dan biaya.
Yang dimaksud dengan harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang bersangkutan dalam transaksi,harga perolehan ini harus terjadi dalam kedua belah pihak yang bebas. Harga pertukaran ini dapat terjadi pada seluruh transaksi dengan pihak ekstern, baik yang menyangkut aktiva, utang, modal atau transaksi lainnya. Biaya memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya.

  1. PRINSIP PENGAKUAN PENDAPATAN

Prinsip Pengakuan Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.
Pendapatan dalam prinsip ini yang di dalam pendapatannya termasuk pendapatan sewa, laba penjualan aktiva dan lain-lain, batasan umum yang biasanya digunakan adalah semua perubahan dalam jumlah bersih aktiva selain yang berasal dari pernilik perusahaan.
Biasanya pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa yaitu saat ada kepastian mengenai besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang diterima.

  1. PRINSIP MEMPERTEMUKAN

Yang dimaksud prinsip mempertemukan biaya adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut, prinsip ini berguna untuk menentukan besamya penghasilan bersih setiap periode. Karena biaya itu harus dipertemukan dengan pendapatannya, maka pembebanan biaya sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan suatu pendapatan ditunda, maka pembebanan biayanya juga akan ditunda sampai saat diakuinya pendapatan.
Salah satu akibat dari prinsip ini adalah digunakannya dasar waktu (accrual basis) dalam pembebanan biaya. Dalam prakteknya digunakan jurnal-jurnal penyesuaian setiap akhir periode untuk mempertemukan biaya dengan pendapatan.

  1. PRINSIP KONSISTENSI

Prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Sehingga bila terdapat perbedaan antara suatu pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda.
Konsistensi tidak dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan adanya perubahan metode yang dipakai,tetapi jika ada penggantian metode, maka akibat (selisih) yang cukup berarti terhadap laba perusahaan harus dijelaskan dala laporan keuangan.

  1. PRINSIP PENGUNGKAPAN PENUH
Yang dimaksud dengan prinsip pengungkapan lengkap adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar