INDUSTRIALISASI DI INDONESIA
KONSEP DAN TUJUAN INDUSTRIALISASI
Industrialisasi ialah suatu proses interakasi antara perkembangan
teknologi, inovasi, spesialisasi dan perdagangan dunia untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat dengan mendorong perubahan struktur ekonomi. Industrialisasi
bukanlah merupakan tujuan akhir dari pembangunan ekonomi, melainkan hanya salah
satu strategi yang harus ditempuh untuk mendukung proses pembangunan ekonomi
guna mencapai tingkat pendapatan per kapita yang tinggi dan berkelanjutan.
Tujuan industrialisasi itu sendiri adalah untuk memajukan sumber daya alam yang dimiliki oleh setiap Negara,dengan didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas,dengan industrialisasi ini maka,Negara berkembanga yang mampu memanfaatkannya dengan baik,maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Negara tersebut.
FAKTOR-FAKTOR PENDORONG INDUSTRIALISASI
faktor-faktor pendorong imdustrialisasi di Indonesia:
·
Kemampuan teknologi dan inovasi
·
pertumbuhan pendapatan nasional per kapita
·
Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang
awalnya memiliki industri dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan industri
tengah seperti mesin alat produksi akan mengalami proses industrialisasi lebih
cepat
·
Besar pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan
jumlah penduduk. Indonesia dengan 200 juta orang menyebabkan pertumbuhan
kegiatan ekonomi
·
Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi
seperti tahap implementasi, jenis industri unggulan dan insentif yang
diberikan.
·
Keberadaan SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih
lambat dalam industrialisasi
·
Kebijakan/strategi pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea
masuk bagi industri orientasi ekspor.
PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR NASIONAL
Sector industry manufaktur di banyak Negara berkembang mengalami
perkembangan sangat pesat dalam tiga decade terakhir. Asia Timur dan Asia
Tenggara dapat dikatakan sebagai kasus istimewa. Lebih dari 25 tahun terakhir,
dijuluki a miraculous economic karena kinerja ekonominya sangat hebat. Dari
1970 hinga 1995, industry manufaktur merupakan contributor utama.
Tingkat industri sangat dipengaruhi oleh tingkat konsumsi yang
dilakukan oleh masyarakat sehingga mempengaruhi juga perkembangan industri
terutama di bidang manufaktur, Industri manufaktur masa depan adalah industri-industri yang
mempunyai daya saing tinggi, yang didasarkan tidak hanya kepada besarnya
potensi Indonesia (comparative advantage), seperti luas bentang wilayah,
besarnya jumlah penduduk serta ketersediaan sumber daya alam, tetapi juga
berdasarkan kemampuan atau daya kreasi dan keterampilan serta profesionalisme
sumber daya manusia Indonesia (competitive advantage).
Untuk melihat sejauh mana perkembangan industry manufaktur di
Indonesia selama ini, perlu dilihat perbandingan kinerjanya dengan sector yang
sama di Negara-negara lain. Dalam kelompok ASEAN, misalnya kontribusi output
dari sector industry manufaktur terhadap pembentukan PDB di Indonesia masih
relative kecil, walaupun laju pertumbuhan output rata-ratanya termasuk tinggi
di Negara-negara ASEAN lainnya. Struktur ini menandakan Indonesia belum
merupakan Negara dengan tingkat industrialisasi yang tinggi dibandingkan
Malaysia dan Thailand.
PERMASALAHAN
INDUSTRIALISASI
Kendala bagi pertumbuhan industri di
dalam negeri adalah ketergantungan terhadap bahan baku serta komponen impor.
Mesin-mesin produksi yang sudah tua juga menjadi hambatan bagi peningkatan
produktivitas dan efisiensi.
Secara umum, industry manufaktur di
Negara-negara berkembang masih terbelakang jika dibandingkan dengan sector yang
sama di Negara maju, walaupun di Negara-negara berkembanga ada Negara-negara
yang industrinya sudah sangat maju.
Dalam kasus Indonesia, UNIDO (2000)
dalam studinya mengelompokkan masalah yang dihadapi industry manufaktur
nasional ke dalam 2 kategori, yaitu kelemahan yang bersifat structural dan yang
bersifat organisasi.
Kelemahan-kelemahan
structural di antaranya:
- Basis ekspor dan pasarnya yang sempit
- Empat produk, yakni kayu lapis, pakaian jadi, tekstil dan alas kaki memiliki pangsa 50% dari nilai total manufaktur
- Pasar tekstil dan pakaian jadi sangat terbatas
- Tiga Negara (US, Jepang dan Singapura), menyerap 50% dari total ekspor manufaktur Indonesia, sementara US menyerap hampir setengah total nilai ekspor tekstil dan pakaian jadi
- Sepuluh produk menyumbang 80% seluruh hasil ekspor manufaktur
- Banyak produk manufaktur padat karya yang terpilih sebagai produk unggulan Indonesia mengalami penurunan harga di pasar dunia akibat persaingan ketat
- Banyak produk manufaktur yang merupakan ekspor tradisional Indonesia mengalami penurunan daya saing
- Ketergantungan impor yang sangat tinggi
- Tidak adanya industry berteknologi menengah
- Konsentrasi regional
Kelemahan-kelemahan
organisasi, di antaranya:
- Industry skala kecil dan menengah (IKM) masih underdeveloped
- Konsentrasi pasar
- Lemahnya kapasitas untuk menyerap dan mengembangkan teknologi
- Lemahnya SDM
STRATEGI
PEMBANGUNAN SEKTOR INDUSTRI
1. Strategi Subtitusi Impor
- Lebih menekankan pada pengembangan industry yang berorientasi pada pasar domestic
- Strategi subtitusi impor adalah industry domestic yang membuat barang menggantikan impor
- Dilandasi oleh pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai dengan
mengembangkan industry dalam negeri yang
memproduksi barang pengganti impor
Pertimbangan yang lajim digunakan dalam
memilih strategi ini adalah:
a) SDA dan factor produksi lain (terutama tenaga
kerja) cukup tersedia
b) Potensi permintaan dalam negeri memadai
c) Pendorong perkembangan sector industry
manufaktur dalam negeri
d) Dengan perkembangan industry dalam negeri,
kesempatan kerja lebih luas
e) Dapat mengurangi ketergantungan impor
2. Penerapan strategi subtitusi impor dan
hasilnya di Indonesia
- Industry manufaktur nasional tidak berkembang baik selama orde baru
- Ekspor manufaktur Indonesia belum berkembang dengan baik
- Kebijakan proteksi yang berlebihan selama orde baru menimbulkan high cost economy
- Teknologi yang digunakan oleh industry dalam negeri, sangat diproteksi
3. Strategi Promosi Ekspor
- Lebih berorientasi ke pasar internasional dalam pengembangan usaha dalam negeri
- Tidak ada diskriminasi dalam pemberian insentif dan fasilitas kemudahan lainnya dari pemerintah
- Dilandasi pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai jika produk yang dibuat di dalam negeri dijual di pasar ekspor
- Strategi promosi ekspor mempromosikan fleksibilitas dalam pergeseran sumber daya ekonomi yang ada mengikuti perubahan pola keunggulan komparatif
4. Kebijakan industrialisasi
Dirombaknya system devisa sehingga transaksi luar negeri lebih bebas dan
sederhana
Dikuranginya fasilitas khusus yang hanya
disediakan bagi perusahaan Negara dan
kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sector swasta
bersama-sama dengan BUMN.
Referensi:http://darinafafrafinda.blogspot.com/2015/05/11-industrialisasi-di-indonesia-114.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar